Penelitian Bencana Gempabumi Di Pasaman Barat Tahun 2022

Berdasarkan siaran pers BMKG diketahui adanya temuan segmen sesar baru di Sumatra Barat, usai kejadian gempa bumi yang mengguncang Pasaman Barat 25 Februari 2022 lalu. Sebelumnya peta sesar aktif di Sumatra Barat di bagian utara hanya terdapat segmen patahan di Angkola dan Sianok. Akan tetapi, setelah dikaji mendalam usai gempa Pasaman Barat, kini ditemukan segmen sesar baru yang diberi nama Sesar Talamau. Sesar baru tersebut, diklasifikasikan sebagai sesar geser menganan (dextral strike-slip fault) yang menjadi ciri khas mekanisme sumber gempa Sesar Besar Sumatra. Sesar tersebut berpotensi menimbulkan dampak gempa hingga skala intensitas VII-VIII MMI.

Pusat Riset Geo Sains Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang, Pada tahun 2022 terjun ke lokasi terdampak gempa untuk melakukan penelitian dan kajian gempa bumi tersebut. Penelitian pra-mitigasi akan dilakukan dengan memetakan area rentan bencana, terutama area yang dikontrol oleh kondisi morfologi dan struktur geologi yang kompleksPemetaan area rentan bencana ini akan dilakukan dengan 2 metode, yaitu penginderaan jauh menggunakan drone dan citra satelit; dan observasi langsung ke lapangan. Hasil yang akan didapatkan pada penelitian ini berupa Peta sebaran segmen sesar Semangko di Pasaman Barat, Peta zonasi kerentanan tanah, Peta zonasi surface rupture. Penelitian pra-mitigasi ini akan dilakukan pada tahun pertama penelitian pusat riset.

Penelitian tahun kedua akan fokus pada penyusunan rekomendasi mitigasi, berupa rekomendasi pemanfaatan lahan dan tata kota, serta early-warning system untuk memberikan notifikasi dan arahan kepada masyarakat beberapa saat sebelum terjadi bencana.

Penelitian tahun ketiga dan seterusnya merupakan evaluasi dan pembaruan terhadap kondisi  lokasi penelitian. Penelitian tahunan akan dilakukan secara berkala untuk memastikan system mitigasi yang dijalankan masih sesuai dengan kondisi lingkungan pada saat itu. Penelitian
sumber gempa 
utama (sesar Semangko dan zona subduksi Sumatera) juga perlu dilakukan untuk mengetahui intensitas pergerakan lempeng dan patahan raksasa tersebut. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *